BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengimbau peserta vaksinasi Covid-19 jujur saat screening atau diwawancara oleh tim vaksinator.
Ketua Pokja Vaksinasi Covid-19 Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan, tim vaksinator selalu melakukan screening untuk meyakinkan peserta yang hendak disuntik vaksin.
Apakah yang bersangkutan layak, atau tidak untuk menjalani vaksinasi.
“Petugas kami akan memberikan sebanyak 12 pertanyaan kepada peserta.”
“Nah itu harus dijawab jujur, kalau tidak jujur akan berdampak pada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI,” kata Yadi, Jumat (20/8/2021).
Yadi menuturkan, di daerahnya pernah terjadi seorang remaja mengalami pingsan pasca-disuntik vaksin Covid-19 akibat tidak jujur saat discreening.
Ketika ditanya sarapan belumnya, peserta itu mengaku sudah.
Hal itu diketahui setelah vaksinator mengkonfirmasi kepada orang tua remaja tersebut.
Orang tua remaja tersebut mengakui, bahwa anaknya belum sarapan.
“Kami tidak menginginkan kejadian serupa terulang lagi. Karena yang akan terdampak dari kejadian kalau peserta vaksin tidak jujur ya petugas di lapangan,” tuturnya.
Adapun masyarakat yang tidak bisa mengikuti vaksinasi di antaranya, yang memiliki penyaki penyerta ringan.
Kemudian, orang dengan tekanan darah tinggi tidak lewat dari 180 mm hg, orang lanjut usia dengan usia lebih 60 tahun dan ibu hamil.
“Bagi yang sedang sakit dada atau sesak atau sering merasa capek, jika berjalan dalam jarak dekat bisa ditangguhkan.”
“Untuk penyintas Covid-19 baru bisa divaksin setelah 3 bulan sembuh,” terangnya.
Yadi menyebutkan, saat ini Kabupaten Pangandaran memiliki empat jenis vaksin.
Yakni Moderna, Sinovac, Sinopharm, Astrazaneca.
Sementara, untuk ketersediaan vaksin memiliki 40.000 dosis.
Ketersediaan sebanyak itu untuk target sasaran kategori anak berusia 12 tahun hingga 17 tahun.
Lalu, untuk kategori produktif atau masyarakat umum dari mulai usia 12 tahun hingga 59 tahun.
“Sekarang Pemkab memiliki 345 petugas vaksinasi. Dalam penugasannya per tim beranggotakan 12 orang.”
“Hal itu upaya mempercepat program vaksinasi,” sebut Yadi.