BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI Kabupaten Pangandaran mencatat sebanyak 47 perawat yang terpapar Covid-19 selama pandemi.
Ketua Dewan Pengurus Daerah atau DPD PPNI Pangandaran Aa Sukmadi mengatakan, penularan Covid-19 terhadap perawat di daerahnya tergolong rendah.
Berdasarkan data angka paparan virus Corona terhadap perawat, Kabupaten Pangandaran termasuk daerah paling terendah dari 27 kabupaten/kota se Jawa Barat.
“Jika dipersentasekan, tingkat paparan Covid-19 terhadap perawat itu hanya 9% dari jumlah total anggota PPNI Pangandaran sebanyak 535 orang,” kata Aa, Senin (24/5/2021).
Aa menuturkan, perawat memiliki tingkat risiko tinggi terpapar Covid-19. Karena mereka memiliki tanggungjawab sebagai pelayan kesehatan.
Tak sedikit kisah duka yang dialami perawat dalam menangani pasien yang terpapan virus Corona sejak pandemi melanda.
“Selain menanggung risiko sendiri, keluarga serta orang terdekatnya mereka (perawat) juga turut menjadi bagian dari risiko itu,” tuturnya.
Secara organisasi, kata Aa, pengurus PPNI terus memberikan semangat kepada anggotanya. Baik yang sedang menjalankan tugas maupun yang tengah terpapar Covid-19.
“Kalau ada anggota yang terpapar dan menjalani isolasi, kami jenguk dan memberikan asupan gizi. Supaya ketahanan tubuh mereka tetap kuat,” ujarnya.
Aa menerangkan, ada beberapa faktor yang menjadi penunjang rendahnya tingkat terpapar Corona terhadap perawat yang menangani pasien Covid-19 di Pangandaran.
Di antaranya keberhasilan Pemkab dalam mengantisipasi datangnya warga dari zona merah. Lalu, keterlibatan semua pihak dalam menyadarkan warga untuk menaati protokol kesehatan atau prokes 5 M.
5 M yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi.
“Secara kedinasan, Pemkab konsentrasi dan memasifkan 3T. Yakni testing, tracking dan treatment. 3 langkah ini dinilai menjadi kunci penurunan kasus Covid-19 di Pangandaran,” terangnya.