Tujuh Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

Oleh: Andi Purnama (Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta)

MARET 2020 merupakan titi mangsa yang sangat bersejarah bagi pendidikan Indonesia. Hal tersebut lantaran pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi beralih ke pembelajaran daring sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Sebagai konsekuensinya, para guru dan siswa dituntut lebih terampil dalam penggunaan aplikasi pembelajaran, gawai, laptop dan media sosial. Daring Menurut KBBI Kemendikbud adalah akronim dari dalam jaringan. Artinya terhubung melalui jejaring komputer, internet dan sebagainya.

Selanjutnya, dilansir dari Fimela, pembelajaran daring adalah sebuah metode belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System atau LMS. Seperti menggunakan Zoom, Google Meet dan sejenisnya.

Setiap pendekatan, metode dan strategi pembelajaran sudah tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan pembelajaran daring.

Kelebihan Pembelajaran Daring

  1. Melatih kemandirian siswa. Siswa dituntut untuk dapat belajar tanpa ada pengawasan langsung dari guru. Siswa bisa belajar untuk melakukan riset sendiri melalui internet dan sumber lain secara mandiri.
  2. Siswa dilatih untuk menguasai teknologi informasi yang terus berkembang. Melalui pembelajaran secara daring siswa akan lebih mengenal dan menguasai aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran.
  3. Waktu lebih fleksibel. Siswa bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah dengan waktu yang bisa disepakati dengan guru.
  4. Tempat lebih fleksibel. Siswa bisa mengikuti pembelajaran bisa dari mana saja yang terpenting tetap terhubung dengan internet.
  5. Dapat diakses dengan mudah. Pembelajaran terasa lebih mudah karena cukup melalui gawai, laptop, atau komputer yang terhubung ke internet.
  6. Biaya lebih terjangkau. Bagi siswa yang jauh ke sekolah perlu mengeluarkan biaya transportasi, uang jajan bahkan sewa rumah. Namun, dengan pembelajaran daring siswa cukup membeli kuota dan menggunakan gawai yang telah dimiliki.
  7. Menambah wawasan siswa. Wawasan siswa semakin bertambah dengan banyaknya sumber belajar yang tersedia dalam internet.
Baca juga:  Bermain Peran sebagai Trik Jitu Mengusir Kebosanan Siswa dalam Pembelajaran Daring

Kekurangan Pembelajaran Daring

  1. Bagi siswa dan guru yang tinggal di daerah minim infrastruktur internet sudah tentu akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembelajaran daring.
  2. Siswa dengan tingkat ekonomi keluarga kurang mampu mengalami kesulitan dalam kepemilikan gawai, laptop atau komputer dan pembelian kuota. Hal ini mengakibatkan pembelajaran daring tidak bisa terlaksana.
  3. Pemahaman terhadap materi menjadi berkurang. Siswa tidak bisa secara langsung bertanya kepada guru terhadap materi yang belum dikuasai. Begitu pun sebaliknya, guru tidak bisa secara langsung mengecek pemahaman siswa.
  4. Berkurangnya interaksi antara siswa dan guru. Pembelajaran daring mengakibatkan berkurangnya interaksi secara langsung antara guru dan siswa dan sebaliknya.
  5. Pengawasan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa menjadi berkurang. Pembelajaran daring dibatasi oleh jarak, maka guru tidak bisa secara langsung dalam mengawasi pembelajaran siswa.
  6. Guru kesulitan dalam melakukan penilaian proses. Kesungguhan, kedisiplinan, kerjasama, kejujuran dan aspek lainnya sulit dilakukan penilaiannya. Hal ini karena guru tidak bisa memperhatikan secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan siswa.
  7. Fokus siswa selama proses pembelajaran daring terganggu dengan aktivitas lainnya. Misalnya, belajar sambil chat dengan siswa lainnya, belajar sambil menonton film, belajar dibarengi kebisingan situasi di sekitar rumah dan lain sebagainya.
Baca juga:  Program Kampus Mengajar di SDN Hurip Jaya 03 Babelan Bekasi dalam Adaptasi Teknologi

Sejalan dengan kemajuan teknologi, pembelajaran daring merupakan alternatif proses pembelajaran. Maka, para pendidik, pemerintah, orang tua siswa dan masyarakat harus bersinergi dalam upaya meminimalisasi kekurangan dari pembelajaran daring tersebut.

Semoga saja pendidikan di Indonesia semakin membaik meski tantangan datang silih berganti. ***