BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Pengguna angkutan umum Cijulang-Tasikmalaya menurun drastis selama pandemi Covid-19. Menurunnya pengguna jasa transportasi tersebut berdampak pada jumlah armada yang dioperasikan.
Petugas Terminal Cijulang Deni Hidayat mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 aramada dengan trayek Cijulang-Tasikmalaya yang dioperasikan mencapai 40 unit setiap hari.
“Sejak pandemi armada bus yang beroperasi hanya 20 unit dan itu pun dari beberapa perusahaan. Karena pendapatan saat ini tidak berbanding dengan biaya operasional,” kata Petugas Terminal Cijulang Deni Hidayat, Minggu (2/5/2021).
Tak hanya bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), penurunan pengguna jasa transportasi itu pun terjadi pada jasa angkutan pedesaan dengan trayek Pangandaran-Cijulang.
“Angkutan pedesaan yang beroperasi mencapai 15 unit sebelum pandemi Covid-19. Tapi sekarang hanya 8 unit yang dijalankan,” ujarnya.
Salah seorang pengurus jalur dari salah satu perusahaan bus angkutan umum Samsudin, 48, menyebutkan, operasional pada satu armada saja mencapai Rp300.000/hari.
“BBM saja rata-rata mencapai Rp250.000/hari. Belum lagi jika ada kerusakan ringan, seperti ban bocor dan lainnya,” sebutnya.
Samsudin menerangkan, upaya yang dilakukan pihak perusahaan bus adalah dengan cara menaikkan tarif. Yang sebelumnya Cijulang-Tasikmalaya Rp50.000, sekarang menjadi Rp60.000.
“Soalnya banyak beban operasional yang harus dikeluarkan dan tidak tercapai target. Akhirnya 4 unit armada pun tak bisa jalan, karena ban sudah tidak layak, tidak terbeli,” terangnya.***