Sepi Orderan, Pengusaha Batik Tradisional di Tasikmalaya Menjerit

BERITA TASIKMALAYA, ruber.id – Kondisi pebatik di Kota Tasikmalaya semakin hari semakin terpuruk akibat sepi orderan.

Pandemi COVID-19 juga mempengaruhi lesunya permintaan batik di pasaran.

Mantan pengusaha batik tradisional Kota Tasikmalaya, Nugraha, 41, warga Tonjong Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya menuturkan, harus ada campur tangan pemerintah untuk menjaga keberlangsungan para perajin batik yang terus terpuruk.

“Pemerintah harus sadar bahwa batik Tasik adalah aset Pasundan yang harus dijaga kelestariannya yang merupakan sastra peradaban Pasundan,” ujar Nugraha, Senin (29/3/2021).

Nugraha menerangkan, kebijakan pemerintah sangat penting untuk para perajin batik tradisional. Misalnya mewajibkan para siswa, guru, mahasiswa, dosen dan instasi pemerintah memakai batik tradisional dari perajin batik asli dari Kota Tasikmalaya.

Baca juga:  Positif COVID-19 Sumedang 134 Orang, 64 Kontak Erat Dipantau

“Dengan begitu, maka para pengusaha batik akan hidup kembali dan akan menyerap tenaga kerja.”

“Hidupnya para perajin batik akan melestarikan aset warisan budaya kita. Apalagi UNESCO mengukuhkan bawa batik merupakan milik Indonesia,” ucap Nugraha. (indra)

BACA JUGA: Perajin Tasikmalaya Manfaatkan Limbah Kain Jadi Celana Dalam, Pasarnya Tembus Luar Negeri