Selama 9 Bulan, Terjadi 59 Kali Gempa di Pangandaran

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Ada 59 kali guncangan gempa bumi terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat selama 9 bulan terakhir.

Manager Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) Pangandaran Ranta mengatakan, puluhan kali gempa tersebut terhitung sejak (11 Januari-28 September) tahun 2020.

“Gempa di Pangandaran yang paling besar terjadi pada 29 Juli lalu sekitar jam 03.42 WIB, dengan kekuatan 5.3 Magnitudo,” kata Ranta, Selasa (29/9/2020).

Dari 59 kali gempa yang berkekuatan rata-rata antara 3 hingga 5 Magnitudo, kata Ranta, tak ada laporan kerusakan material. Seperti rumah atau bangunan yang lainnya, termasuk korban jiwa.

Akibat seringnya terjadi gempa bumi hingga puluhan kali itu, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran lebih waspada.

Baca juga:  Meski Stok Beras Cukup, Konsumsi Ikan Laut di Pangandaran Rendah

“Kami memperkuat mitigasi bencana. Kemudian, sosialisasi dan edukasi kesiapsiagaan terus dilakukan, ke sekolah-sekolah hingga ke tingkat desa,” ujarnya.

Ranta menyebutkan, saat ini Pangandaran hanya memiliki 2 Early Warning System (EWS) yang aktif. Sebelumnya ada 16, namun sebanyak 14 buah mengalami kerusakan.

“Idealnya setiap jarak 2 kilometer di garis pantai itu harus ada, sedikitnya Pangandaran butuh 45 EWS. Hal paling mengkhawatirkan adalah gempa yang disusul oleh Tsunami,” sebutnya.

Selain itu, kata Ranta, dari 276 rambu jalur evakuasi sebanyak 149 mengalami kerusakan dan hilang. Padahal pihaknya masih membutuhkan sekitar 581 penunjuk jalur tersebut.

Sementara, Sekretaris BPBD Pangandaran Gunarto menambahkan, mitigasi bencana merupakan hal yang perlu dilakukan saat ini. Di luar menyiapkan sarana dan prasarana lain.

Baca juga:  Genre Pangandaran Ajak Kelompok Milenial untuk Divaksin

“Apalagi pasca munculnya hasik riset dari ITB yang menyebutkan potensi Tsunami setinggi 20 meter itu. Kita tidak boleh mengabaikannya,” tambahnya.