BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Selama kepemimpinan Bupati Jeje Wiradinata, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi pendidikan, kesehatan dan daya beli di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengalami kenaikan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pangandaran Agus Satriadi mengatakan, masyarakat secara kolektif merupakan sasaran dari proses pembangunan.
Pembangunan dilaksanakan tentu untuk memperbaiki mutu kehidupan masyarakat, kata Agus, hal itu bisa terrealisasi tanpa melepas konsep perencanaan pembangunan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
“Pembangunan secara otomatis menempatkan masyarakat sebagai titik sentralnya, dengan kata lain pembangunan yang dilaksanakan merupakan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,” kata Agus, Selasa (14/7/2020).
Agus menuturkan, IPM merupakan salah satu indikator target kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Pada RPJMD tahun 2016 hingga 2021 IPM Pangandaran ditargetkan pada angka 67.42, sedangkan pada tahun 2018 dan tahun 2019 menempati angka 68.21.
Berikut adalah idikator dari sektor pendidikan, pada tahun 2018 tercatat 58.71 sedangkan tahun 2019 tercatat 59.07.
Peningkatan angka tersebut, kata Agus, ditunjang oleh perkembangan angka harapan lama sekolah.
Pada tahun 2018 angka harapan lama sekolah tercatat 12.04, sedangkan tahun 2019 tercatat 12.06.
Selain itu, penunjang indeks pendidikan juga diukur dari rata rata lama sekolah, pada tahun 2018 angka rata-rata lama sekolah tercatat 7.58, sedangkan tahun 2019 tercatat 7.67.
“Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah pada tahun 2018 dan 2019 cenderung mengalami kenaikan,” tuturnya.
Kemudian, indeks kesehatan di Kabupaten Pangandaran pada tahun 2018 tercatat 78.22 dan tahun 2019 tercatat 78.65, peningkatannya ada pada angka harapan hidup.
Meningkatnya angka harapan hidup itu membuktikan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat dari pemerintah sudah maksimal dengan dibangunnya sejumlah fasilitas kesehatan.
“Jelas ada peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang menempati angka 77.54,” ujarnya.
Agus menambahkan, untuk indeks daya beli di Kabupaten Pangandaran pada tahun 2018 tercatat 66.81, sedangkan tahun 2019 tercatat 68.32.
Dalam arti lain, kemampuan daya beli warga di tahun 2018 tercatat 8.968.000/kapita dan tahun 2019 tercatat 9.423.000/kapita.
“Peningkatan indeks dan kemampuan daya beli masyarakat dari tahun 2018 hingga 2019 naik sekitar 455.000,” tambahnya.
Agus menyebutkan, indeks daya beli tersebut ditunjang oleh laju pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2018 laju pertumbuhan ekonomi tercatat 5.41%, sedangkan di tahun 2019 tercatat 5.96%.
“Peningkatan angka laju pertumbuhan ekonomi dilatarbelakangi percepatan aktivitas perekonomian yang merupakan besaran pengeluaran per kapita penduduk,” sebutnya.