Harlah ke 97, Bendera Nahdlatul Ulama Berkibar di Himalaya

DEPOK, ruber.id – Menurut kalender hijriah, Nahdlatul Ulama merayakan hari lahirnya tiap 16 Rajab.

Dari pendekatan hijriiah ini, tahun ini Nahdlatul Ulama berusia 97 tahun.

Sebagai bentuk kecintaan kepada organisasi yang didirikan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, sekelompok muda-mudi asal Indonesia mengibarkan bendera Nahdlatul Ulama di Kyangjin Gumba, Langtang, Nepal, Senin (9/3/2020).

Diketahui, Langtang adalah taman nasional Himalaya pertama, yang didirikan pada 1976.

Taman nasional ini merupakan kawasan lindung keempat di Nepal.

Ekspedisi sendiri dipimpin Pendiri Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena) Ranggie Ragata.

Ekspedisi diikuti 15 muda-mudi dari berbagai daerah.

Ini merupakan kopdar komunitas CS yang dibentuk sejak 2013 dan menjadi kopdar komunitas tertinggi, yakni pada ketinggian 4.130 Mdpl, berlokasi di Annapura Basecamp, Nepal.

Baca juga:  Istri Wagub Jabar Dukung Digitalisasi Sekolah

Ranggie menuturkan, secara historis, NU turut berjuang mendirikan NKRI, dan mendamaikan nasionalisme dengan agama.

Melalui slogannya Hubbul Wathan Minal Iman (Cinta tanah air sebagian dari iman).

“Generasi muda perlu didekatkan dengan NU, untuk merawat keutuhan berbangsa di tengah situasi global yang rentan terjadi perang saudara,” ucapnya kepada ruber.id, Senin.

Ranggie menambahkan, NU secara konsisten berupaya merawat keutuhan bangsa melalui empat prinsip, yang mana diinternalisasikan oleh warga NU.

Yakni Tawasuth (Moderat), Tawazun (Seimbang), Tasamuh (Toleran), dan I’tidal (Berkeadilan).

“Prinsip-prinsip ini merupakan resep mujarab persatuan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.”

“Dan para generasi muda, berasal dari golongan manapun, sepatutnya menginternalisasi prinsip-prinsip ini,” sebutnya.

Baca juga:  Tim SAR Temukan Warga Cianjur Hanyut di Sungai Citarum

Ranggie menjelaskan, selain bendera Nahdlatul Ulama, ia pun mengibarkan bendera Gerakan Pemuda Ansor dan bendera Lesbumi (Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia).

“Bendera pertama merupakan badan otonom, dan yang kedua lembaga Nahdlatul Ulama,” ucap Handy Fernandy, dari Nepalisme, startup yang memfasilitasi ekspedisi ini. (R007/Moris)

Baca berita lainnya: Usai Pemilu 2019, Kiai Sa’dulloh Ajak Warga Sumedang Guyub Rukun