Penggunaan Air Tanah Berdampak Negatif, Tirta Asasta Depok Ajak Warga Gunakan Air PDAM

Penggunaan Air Tanah Berdampak Negatif, Tirta Asasta Depok Ajak Warga Gunakan Air PDAM

KOTA DEPOK, ruber.id — Manajer Pemasaran PDAM Tirta Asasta Kota Depok Imas Dyah Pitaloka mengimbau warga untuk menggunakan air dari PDAM.

Sebab, penggunaan air tanah akan berdampak buruk pada kelangsungan alam di masa yang akan datang.

Dyah menyebutkan, air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup yang harus dipenuhi. Termasuk manusia.

Di mana, 70% tubuh manusia terdiri atas air. Bisa jadi, tanpa air manusia dan makhkuk hidup lainnya tidak bisa bertahan hidup.

Oleh karenanya, kata Dyah, air, terutama air bersih sangat dibutuhkan. Baik untuk dikonsumsi, MCK, hingga kebutuhan lainnya.

Danau, sungai, dan air tanah merupakan sumber air yang digunakan manusia.

Air sungai sendiri sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Sayangnya, tingkat pencemaran yang cukup meresahkan, terutama di area perkotaan membuat sumber air bersih menjadi langka.

Baca juga:  Didukung 5 BUMN Indhan, Industri Pertahanan RI Makin Kuat

Bila sumber air danau dan sungai tercemar akibat aktivitas manusia, alhasil membuat satu sumber air saja yang tersisa dan bisa digunakan karena masih terjamin kualitasnya, yaitu air tanah.

Hal ini dikarenakan air tanah dalam prosesnya sudah melalui penyaringan alami.

“Penggunaan air tanah di Kota Depok masih dibilang cukup besar. Hampir tiap rumah memiliki sumur bor, terutama di beberapa titik yang mempunyai potensial air tanah.”

“Sehingga, pengeboran sumur cukup marak dilakukan,” kata Dyah kepada ruber.id, Jumat (24/1/2020).

Sayangnya, kata Dyah, tanpa disadari, air tanah dieksploitasi secara terus menerus dan cenderung semakin banyak.

Sementara hal ini tidak dibarengi inflow atau dengan jumlah masuknya air ke dalam tanah.

Dengan begitu, kata Dyah, sejumlah masalah akan timbul dampak dari eksploitasi air tanah ini.

Baca juga:  Pemkot Depok Pertimbangkan Kebijakan Local Lockdown

Yaitu, terjadinya penurunan permukaan tanah, yang diakibatkan penggunaan air tanah berlebih atau secara terus menerus.

Lalu, pencemaran air tanah akan terjadi karena pengambilan air tanah secara intensif juga beresiko pada pencemaran air tanah dalam yang bersumber dari air tanah dangkal yang tercemar.

“Maka, kualitas air tanah yang semula baik akan menurun dan bisa jadi tidak dapat dimanfaatkan atau dikonsumsi lagi,” sebut Dyah.

Kemudian dampak lainnya, kata Dyah, yaitu akan berpengaruh pada kemiringan bangunan atau jalan.

Sebab, denga eksplorasi air tanah yang berlebihan atau secata terus menerus, akan menyebabkan penurunan permukaan tanah.

“Bila penurunan tanah terjadi terus menerus, maka beresiko terjadinya kemiringan bangunan, jalan, ataupun jembatan yang amblas. Shingga, ini menjadi hal yang cukup mengancam keselamatan,” ucap Dyah.

Baca juga:  Anggota DPR Wenny Haryanto Salurkan Sembako untuk Warga Terdampak Corona di Depok dan Bekasi

Masalah lainnya, kata Dyah, akan terjadi instrusi air asin. Ini merupakan peristiwa perembesan air laut ke daratan. Sehingga, membuat air tanah bercampur dengan air asin.

“Hal ini terjadi karena adanya ruangan kosong di daratan yang awalnya terdapat kandungan air tanah atau tawar menjadi air payau atau bahkan air asin.”

“Sehingga, pada akhirnya air tanah tidak bisa digunakan karena sudah terasa payau atau asin,” ungkapnya.

Dyah menuturkan, mengingat peran air tanah semakin penting, maka pemanfaatan air tanah harus didasarkan pada keseimbangan dan kelestarian air tanah itu sendiri.

“Untuk itu, kami memgimbau kepada warga Kota Depok, untuk turut melestarikan lingkungan dan menyelamatkan air tanah dengan beralih menggunakan air PDAM,” ujar Dyah. (R003)

Baca berita lainnya: Demi Keandalan Pasokan Air Selama Musim Hujan, PDAM Tirta Asasta Depok Siaga 24 Jam