25 Desa di Sumedang Rawan, 32 dari 100 Balita Alami Stunting

Stunting di sumedang ruber id
Stunting di sumedang ruber id

25 Desa di Sumedang Rawan, 32 dari 100 Balita Alami Stunting

SUMEDANG, ruber.id — Kasus stunting di Kabupaten Sumedang masih berada di atas rata-rata nasional dan Jawa Barat.

Dari data tahun 2018, angka Stunting di Sumedang masih 32%. Sementara di Jawa Barat sendiri, tercatat ada 29.9% atau 2.7 juta balita stunting.

Angka 32% tersebut menunjukkan bahwa dari 100 bayi di Sumedang, ada 32 orang mengalami stunting.

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir menyebutkan, masalah stunting harus menjadi masalah bersama.

Mulai dari jajaran pemerintahan hingga stakeholder terkait harus hadir untuk mengatasinya. Untuk mengatasi stunting ini, tentunya tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah.

“Tetapi kewajiban seluruh komponen. Karena pemerintah tidak akan ada artinya tanpa bantuan warga,” ujar bupati didampingi Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan saat memberikan arahan pada Rembug Stunting di Sumedang Tahun 2020, di Gedung Negara, Rabu (25/1/2020).

Menurut bupati, kegiatan Rembug Stunting dipandang sangat strategis untuk memadukan seluruh komponen.

Sehingga bersinergi dan berkomitmen bersama serta membulatkan niat dan tekad untuk menjadi bagian solusi mengatasi stunting di Kabupaten Sumedang.

Baca juga:  Warga Mekarjaya dan Buahdua Jadi Korban, Ikuti Tips Ini agar Terhindar dari Bahaya Petir

Untuk itulah konsep pembangunan yang dipakai adalah konsep pentahelix, yang memuat 5 unsur.

“Yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Jika kelima unsur ini bersatu, Insya Allah, segala permasalahan apapun bisa diatasi,” sebutnya.

Bupati menjelaskan, mengatasi stunting adalah bagian dari mewujudkan generasi yang kuat lahir dan batin.

Apalagi, kata bupati, investasi Sumber Daya Manusia (SDM) akan menjadikan generasi emas pada tahun 2025.

Generasi emas ini harus dimulai dari SDM yang unggul dan berdaya saing. Diharapkan, stunting ini bisa diatasi bersama dengan berbagai program dan kegiatan.

Baik itu dari pemerintah daerah maupun program dari komponen masyarakat lainnya.

Bupati menyatakan, ada 8 aksi konvergensi stunting. Aksi pertama adalah analisa situasi.

Kedua, rencana kegiatan. Ketiga, rembug stunting. Keempat, Perbup tentang peran desa. Kelima, kader pembangunan manusia.

Keenam, manajemen data. Ketujuh, pengukuran dan publikasi. Kedelapan, review kinerja tahunan.

Bupati menargetkan, stunting turun dari tahun 2018 sampai dengan 2023. Tahun 2020 ini, ditargetkan ada di angka 26%, hingga nanti tahun 2023 ditargetkan ada di angka 17%,.

Baca juga:  Guru asal Situraja Positif Corona Ikut Rapat, 10 Pegawai Disparbudpora Sumedang Isolasi Mandiri

Bupati menambahkan, ada 25 desa di Kabupaten Sumedang yang beresiko stunting dan ada 10 desa prioritas pencegahan stunting.

Sepuluh desa prioritas pencegahan stunting itu yakni, Desa Ciawitali Kecamatan Buahdua. Desa Suriamedal Kecamatan Surian.

Desa Cibungur Kecamatan Rancakalong. Desa Kadakajaya Kecamatan Tanjungsari.

Desa Tanjungwangi Kecamatan Tanjungmedar. Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari.

Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong. Desa Tanjungmedar Kecamatan Tanjungmedar.

Desa Kamal Kecamatan Tanjungmedar. Desa Sukasirnarasa Kecamatan Rancakalong.

Bupati menyatakan, Pemkab Sumedang telah melaksanakan kesepakatan Rempug Stunting.

Di antaranya, peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dengan lembaga nonpemerintah dan masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.

Selain itu juga telah dilaksanakan peningkatan manajemen data cakupan intervensi program pencegahan dan penanggulangan stunting oleh perangkat daerah.

Selain itu, pemerintah, lembaga nonpemerintah dan masyarakat akan melaksanakan program dan kegiatan dengan prioritas kelompok sasaran berada di desa prioritas pencegahan dan penanggulangan stunting tahun 2020.

Baca juga:  Kasus Covid-19 Aktif Tiap Hari 100 Orang, Kapolres Bantu RSUD Sumedang

Bupati berharap, dengan Rembug Stunting ini semua jajaran pemerintahan bisa menjadi bagian yang mengatasi permasalahan stunting.

Diawali dengan memahami masalah stunting, kemudian menghadirkan program kegiatan untuk mengatasi stunting.

Buat program kegiatan yang berdampak kepada penurunan angka stunting. Susun kebijakan dan anggaran serta yang berdampak pada pemecahan masalah mengatasi stunting.

Bupati menegaskan dengan kegiatan Rembug Stunting tersebut tidak hanya dijadikan seremonial saja.

Tetapi, harus ada follow up dan secara rutin ada rapat koordinasi rutin yang dilakukan berkaitan dengan progres penanganan stunting. Sehingga pada akhirnya, akan mencapai sasaran dan target.

“Mudah-mudahan kita semua terpanggil untuk mengatasi stunting. Menyelamatkan generasi menjadi generasi yang unggul yang bisa bersaing di dunia global.”

“Ini harus dimulai sejak dini, dijadikan program kegiatan yang menjadikan tumbuh kembangnya manusia Indonesia termasuk masyarakat Kabupaten Sumedang,” ujarnya. (R003)

Baca berita lainnya: Bidan di Sumedang Diminta Tekan Kasus Kematian Ibu, Bayi dan Stunting