Objek Wisata di Desa Citengah Sumedang Liar, Tak Berizin

Objek Wisata di Desa Citengah Sumedang Liar, Tak Berizin
Sejumlah objek wisata di Desa Citengah, Sumedang Selatan, Sumedang liar, tidak berizin. dedi/ruber.id

BERITA ruber.id – Otong Sumarna, Kepala Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang mengungkapkan, sejumlah objek wisata yang ada di wilayahnya liar alias tidak berizin.

Otong mengatakan, khususnya wisata alam yang berada dekat dengan sepanjang bantaran Sungai Cihonje, Citengah memang tidak mengantongi izin.

“Saya juga sempat mendapatkan pertanyaan dari BBWS Cirebon, terkait wisata di sini. Bahwa kenapa ini aliran sungai dipersempit seperti ini? Yaa saya juga kurang tahu, tidak ada konfirmasi kuga sebelumnya.”

“Ya malah suruh tanya saja langsung ke pihak yang membangunnya,” ujarnya kepada ruber.id, Kamis (5/5/2022) di lokasi kejadian, siang.

Ia berharap kepada pemerintah untuk segera menindaklanjuti dan melakukan penataan lagi berikut izin-izin wisata.

Baca juga:  Evaluasi Sakip Jatinangor Sumedang: Jaga Tren Positif

Jangan sampai, kata Otong, banyak objek wisata yang baru dan terus bermunculan secara liar tanpa mengantongi perizinan.

“Dulu, tepat satu bulan sebelum peristiwa banjir, sempat juga terjadi banjir bandang di tahun lalu. Bahkan, banjir di sini terjadi tiap tahun.”

“Dulu 2021 itu, terjadi sebelum Ramadan, bulan Maret. Sekarang bulan April, setelah Ramadan,” ucapnya.

Otong menuturkan, salah satu hal yang bertentangan adalah terjadinya penyempitan jalur sungai di tempat wisata khususnya di river in.

“Harusnya kan, pembangunan dilakukan di tanah sendiri, bukan malah ngambil ke bantaran sungai,” tuturnya.

Sementara itu, terkait arus yang menyebabkan luapan air hingga bisa terjadi banjir bandang, masih dalam proses penelitian.

Baca juga:  Milad ke-33 Ponpes At-Tarbiyyah Sumedang, Tetap Eksis Sejak Tahun 1989

“Jadi masih belum pasti, masih diteliti. Entah air dari Kareumbi atau buangan air dari Margawindu. Makanya, perlu di tata juga melihat Margawindu kan banyak bangunan wisata liar,” jelasnya.