GAYAIN  

Jangan Sepelekan Nyeri Sendi! Bisa Jadi Itu Saraf Kejepit, Kenali Ciri-cirinya

Ilustrasi nyeri sendi akibat saraf kejepit. net/ruber.id

ruber.id — Apakah Anda tahu saraf kejepit? Saraf kejepit merupakan tekanan berlebih pada saraf oleh jaringan sekitarnya yang bisa menyebabkan rasa sakit, kebas, kesemutan, dan kelemahan dalam pergerakan.

Menurut data yang berhasil dihimpun ruber.id, jaringan sekitar yang bisa menekan saraf bisa berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Dan karena saraf menjalar sepanjang tubuh, maka saraf terjepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh.

Ada beberapa penyebab terjadinya saraf terjepit. Salah satunya adalah posisi tubuh, seperti bertumpu pada siku atau kebiasaan menyilangkan kaki.

Penyebab lainnya di antaranya herniasi diskus, yakni suatu kondisi di mana bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya.

Selain itu bisa karena arthritis atau peradangan pada sendi, penyempitan yang tidak normal atau stenosis pada tulang belakang

Baca juga:  Bahasa atau Istilah Korea yang Populer di Indonesia, Pencinta Drakor Wajib Tahu!

Sindrom lorong karpal (carpal tunnel syndrome) juga dapat menyebabkan saraf kejepit di pergelangan tangan. Jika mengalami ini, Anda akan merasakan nyeri, mati rasa, dan kesemutan pada telapak tangan dan jari-jari tangan.

Bukan hanya itu, cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan, juga bisa menjadi penyebab terjadinya saraf terjepit. Bahkan, pembengkakan pada tumgkai yang dialami ibu hamil juga mungkin menyebabkan penjepitan saraf.

Bagi wanita jangan kaget jika sering mengalami saraf kejepit. Karena, risiko terkena saraf kejepit akan lebih tinggi terjadi pada wanita.

Karena, wanita memiliki tulang jari dan telapak tangan yang lebih kecil. Saraf terjepit juga lebih rentan menyerang orang yang memiliki faktor pekerjaan yang dilakukan berulang.

BACA JUGA: Mandi Bikin Segar, Tapi Ada Aturannya Lho Agar Tak Mengganggu Kesehatan Seperti Berikut Ini

Kemudian, bagi orang yang berat badan naik berlebih dan retensi air (edema). Edema terjadi ketika tubuh menahan cairan secara berlebihan. Kandungan garam dalam tubuh yang terlalu tinggi dan perubahan hormon merupakan beberapa penyebab retensi air.

Baca juga:  Segudang Manfaat Yoghurt yang Wajib Anda Tahu, Atasi Jerawat hingga Osteoporosis

Bagi penderita penyakit terkait kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme (kadar hormon tiroid terlalu rendah), juga berkontribusi meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal ini karena penyakit tiroid memiliki keterkaitan yang erat dengan retensi air dan penambahan berat badan berlebih.

Ada beberapa cara menangani saraf terjepit. Pertama, yang bisa dilakukan adalah mengurangi aktivitas pada bagian yang terkena.

Sebaiknya hentikan beberapa aktivitas yang diduga sebagai penyebab dan yang bisa memperburuk penekanan saraf.

Apabila saraf kejepit disebabkan oleh sindrom lorong karpal, maka pemakaian pembebat pada tangan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter. Ini mungkin harus digunakan bahkan saat tidur sekalipun.

Anda juga bisa melakukan fisioterapi untuk menangani saraf terjepit. Fisioterapi mungkin diperlukan untuk memperkuat otot-otot di daerah yang mengalami saraf kejepit.

Baca juga:  Ragam Topi Stylish, dari Fedora hingga Bucket Hat

Mengonsumsi obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen, juga bisa dilakukan untuk meredakan rasa sakit. Kemungkinan dokter juga akan memberikan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri.

Cara lainnya yakni dengan operasi. Apabila kondisi sakitnya berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, dan tidak membaik meski sudah diberikan perawatan di atas, bisa diatasi dengan operasi. Namun untuk jenis operasi tergantung pada lokasi yang sakit, misalnya pengangkatan taji tulang atau perbaikan herniasi diskus.

Selebihnya, jika Anda mengalami keluhan atau gejala saraf kejepit, segera konsultasikan dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan secepatnya. red