Kopi Robusta asal Pangandaran Dilirik Negeri Sakura

PANGANDARAN, ruber — Hasil produksi biji kopi yang dikelola oleh petani di Kabupaten Pangandaran tiap tahunnya mencapai 253 ton.

Kepala Seksi Pengolahan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Ridwan Mulyadi mengatakan, luas total tanam pohon kopi berdasarkan statistik perkebunan tercatat 609 Ha (Hektare).

“Lahan seluas 609 Ha tersebut di antaranya sebanyak 292 Ha lahan negara dan 317 Ha lahan perkebunan rakyat,” kata Ridwan kepada ruber, Senin (1/7/2019).

Ridwan menambahkan, jenis kopi yang ditanam petani di Kabupaten Pangandaran masuk jenis kopi robusta.

“Kopi robusta merupakan jenis kopi yang ditanam di dataran rendah,” ucapnya.

Saat ini hasil produksi biji kopi di Kabupaten Pangandaran sudah memiliki merk diantaranya kopi Pangandaran, kopi Srikandi dan kopi Wa Eli.

Baca juga:  Progres Tuntutan Forum Masyarakat Ciliang Menggugat kepada Pemkab Pangandaran

“Dari seluruh petani yang berhasil memproduksi biji kopi, terkendala mesin roasting, sehingga pengolahan masih secara tradisional,” sebutnya.

Ridwan menjelaskan, lokasi perkebunan kopi di Kabupaten Pangandaran tersebar di Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Sidamulih, Kecamatan Parigi, dan Kecamatan Cigugur.

“Kopi Pangandaran ini sudah bisa mendongkrak perekonomian masyarakat dengan nilai jual Rp20.000/Kg hingga Rp40.000/Kg,” jelasnya.

Ridwan, kualitas biji kopi hasil petani Pangandaran saat ini dilirik oleh negara Jepang.

“Hasil produksi biji kopi Pangandaran sudah disurvei dan layak untuk diekspor ke Jepang,” akunya.

Namun, lanjut Ridwan, untuk memenuhi pasar ekspor ke Jepang, harus biji kopi yang dihasilkan dari produksi nonkimia. smf

Sumber foto: internet

loading…