Setelah Turun Drastis, Harga Kelapa di Pangandaran Berangsur Normal

BERITA PANGANDARAN, ruber.id Harga kelapa di Kabupaten Pangandaran mulai berangsur normal, meskipun tidak terlalu signifikan.

Sebelumnya, beberapa bulan lalu, harga kelapa di Kabupaten Pangandaran turun drastis. Hal itu menjadi pukulan para petani di tahun 2018, bahkan sempat menyentuh harga terendah di angka Rp600.

Salah seorang petani kelapa asal Desa Cibenda Eli Suherli, 42, mengatakan, saat ini harga kelapa dari petani per butirnya mencapai Rp1.200, sementara pihaknya menjual ke pengepul hanya diterima dengan harga Rp1.300.

“Jadi saya hanya dapat untung Rp100. Kalau harga normal saya bisa mendapat keuntungan Rp500 dari per putir dengan harga Rp3.500 dari pengepul kelapa,” katanya.

Eli mengaku sangat bergantung pada komoditas buah kelapa untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Baca juga:  Penanggulangan Pandemi Jadi Priorotas APBD Pangandaran 2022

“Katanya kelapa di sini kalah dengan pasokan kelapa dari daerah Lampung. Kami hanya berharap ada solusi agar harga kelapa bisa kembali normal,” ujarnya kepada ruber, Rabu (16/1/2019).

Terpisah, salah seorang karyawan pengepul kelapa asal Desa Cibenda Ujang Dedi, 42, mengatakan, untuk harga kelapa tergantung dari ukuran besar dan asal daerahnya.

“Seperti kelapa di Desa Bojong, Kecamatan Parigi, harganya di bawah Rp1.300, karena ukuranya kecil,” katanya.

Sedangkan, kata Ujang, kelapa yang berukuran besar mampu di atas harga Rp1.300.

Ujang menyebutkan, salah satu penyebab hancurnya harga kelapa yakni banyaknya pasokan kelapa dari luar Pulau Jawa, sehingga kelapa asal Pangandaran kalah bersaing.

“Kondisi harga Kelapa sekarang mendingan normal daripada beberapa bulan lalu. Kalau kemarin, airnya saja hampir tidak laku. Dulu itu kelapa kering harganya mencapai Rp5.000,” sebutnya.***