Tak Lekang Dimakan Zaman, Perabot Tradisional Ini Tetap Eksis di Sumedang

BERITA SUMEDANG, ruber.id Perabot tradisional seperti boboko, nyiru dan bakul hingga kini masih eksis digunakan oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) dalam kegiatan sehari-hari. Tak terkecuali di Kabupaten Sumedang.

Biasanya, perabotan rumah tangga ini digunakan untuk keperluan memasak atau hanya digunakan sebagai wadah.

Pasalnya, di zaman sekarang, banyak dijual perabot dari bahan baku plastik yang lebih praktis dengan harga jauh lebih murah.

Namun, masih ada juga warga yang tetap setia menggunakan perabot
tradisional.

Seperti IRT asal Sumedang Yuli. Menurutnya, perabotan dari bahan plastik lebih umum digunakan oleh para ibu rumah tangga lainnya.

“Tergantung juga, kalau butuh pakai boboko ya pakai boboko. Kalau butuh pakai baskom plastik ya pakai baskom plastik,” ujarnya kepada ruber, Rabu (9/1/2019).

Baca juga:  Setelah Disuntik Vaksin Corona Dosis Kedua, Bupati Sumedang: Tidak Sakit, Tak Ada Gejala

Ditemui terpisah, Pedagang perabot tradisional di Pasar Sumedang Kota, Sunija mengatakan, alat rumah tangga yang banyak dicari pelanggan yaitu boboko dan nyiru.

“Di sini gak hanya ada boboko, coét, celengan, nyiru, hihid. Dudukuy, aseupan, sapu juga ada,” ucapnya.

Sunija menyebutkan, alat rumah tangga di toko ini mayoritas terbuat dari anyaman bambu.

Di antaranya, boboko atau bakul nasi, nyiru atau alat nenampi beras.

Hihid atau kipas dari anyaman bambu, seupan atau kukusan dan dudukuy atau caping.

Ada juga, yang terbuat dari bahan batu alam atau semen seperti coét atau cobek.

Lebih lanjut, kata Sunija, tidak hanya perabot yang biasa digunakan memasak, kendi yang terbuat dari tanah liat juga masih banyak dicari.

Baca juga:  Cegah Bencana dan Hijaukan Kembali Lahan, Korem 062/Tarumanagara Tanam 17.149 Pohon di Hutan Sumedang

Khususnya, untuk acara-acara hajatan. Misalnya acara pernikahan dan khitanan.

Celengan berbahan tanah liat pun tidak kalah eksis. Celengan saat ini lebih banyak beredar dari bahan plastik dan kaleng.

“Celengan berbahan tanah liat lebih bermacam-macam bentuknya seperti bentuk ayam, ikan, katak,” akunya.

Meski celengan dari bahan plastik dan kaleng lebih menarik dari segi gambar yang biasanya bergambar kartun yang sedang digandrungi oleh anak-anak.

Namun, celengan berbahan tanah liat pun masih laris.

Sunija menambahkan, harga perabot tradisional sendiri berkisar dari harga Rp20.000. Harga yang tidak membuat dompet terkikis.

Sunija mengaku, jika pelayanannya baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli barang dagangannya.

Namun, ada juga pelanggan yang meminta barangnya ditukar jika ada sedikit kerusakan.

Baca juga:  Tiga Pendaki Gunung Tampomas Tewas, Ini Penjelasan Dokter RSUD Sumedang

“Seneng gak seneng tetep harus di paksain,” katanya.***