BERITA SUMEDANG, ruber.id – Anggota DPRD Kabupaten Sumedang soroti kinerja PDAM Sumedang yang kerap dikritik warga, khususnya di wilayah Sumedang kota tidak maksimal dalam hal suplai air dan pelayanan.
Anggota Komisi II H Deden Yayan mengungkapkan terdapat hal yang harus dibenahi PDAM selain terkait ketersediaan air, juga manajemen administrasi.
“Seperti dalam hal pembayaran. Ada seorang janda yang tinggal seorang diri harus bayar Rp250.000/bulan, padahal penggunaan airnya sedikit.”
“Ini ironis, manajemen harus diperbaiki,” ujarnya saat Komisi II DPRD Kabupaten Sumedang melakukan kunjungan lapangan ke PDAM Tirta Medal Cabang Sumedang Selatan, Selasa (8/1/2019).
Selain itu, Deden menyebutkan, terdapat pemasangan pipa-pipa yang bernilai miliaran yang bersumber darii bantuan pemerintah pusat dinilai mubazir.
“Mubazir karena tidak ada airnya, itu miliaran. Juga penggiliran air yang saat dibutuhkan tidak ada,” sebutnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi II Dadang Romansah mengatakan, tujuan kunjungan adalah untuk memastikan kualitas pelayanan dan distribusi air di PDAM Sumedang Selatan dalam kondisi baik.
“Kami meninjau layanan PDAM Sumedang Selatan, untuk mendapatkan informasi cakupan tingkat kualitas pelayanan. Kami ingin melihat pelayanannya terus lebih baik,” ujarnya kepada ruber.
Dadang menuturkan, pihaknya menekankan agar PDAM dapat menyeimbangkan ketersediaan air dengan jumlah pelanggan di Sumedang Selatan yang mencapai 5.000 lebih.
Di mana sumber air yang tersedia terbilang rendah, yang seringkali menjadi kendala terutama di musim kemarau.
“Kami ingin ada keseimbangan ketersediaan air dan pelanggan. Jangan terus menambah pelanggan sehingga ini menjadi kritikan masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata Dadang, PDAM harus mencari inovasi baru untuk memenuhi kebutuhan air, misalnya dengan memanfaatkan air permukaan Sungai Cipeles.
“Harus ada inovasi mengolah air permukaan, kajian pemanfaatan Cipeles. Saya yakin penduduk Sumedang Selatan akan makin bertambah, jadi tidak bisa mengandalkan sumber yang sudah ada,” katanya.
Sementara, Direktur PDAM Sumedang Tatang Hidayat menuturkan, pihaknya mengakui saat ini masih kekurangan sumber air.
“Ya memang betul kaitan dengan debit tiap tahun berkurang. Namun, Insya Allah dengan berbagai usaha ke depan bisa lebih baik lagi. Ini motivasi bagi kami,” tuturnya.
Salah satunya, kata Tatang, dengan memanfaatkan bantuan Pemerintah Pusat melalui BBWS, yaitu 8 titik air pada 2018 dan 8 titik di 2019.
“Insya Allah dapat dimanfaatkan pada tahun ini. Sehingga dapat menambah debit air,” katanya.
Terkait penggiliran, lanjut Dadang, jika melihat kondisi saat ini, hal tersebut masih akan tetap dilakukan.
“Tapi Insya Allah kalaupun tidak bisa dengan pipa, kami menyiapkan layanan dengan menggunakan tangki. Ini salah satu solusi dari kami,” ucapnya.
Selain itu, di 2019, pihaknya juga lebih memfokuskan kepada pelayanan. Saat ini, terdapat layanan media sosial yang dapat memudahkan pelanggan untuk menyampaikan keluhannya.
Tanggapan PDAM Sumedang
Di tempat yang sama, Kepala Cabang PDAM Sumedang Selatan Eka Kartika Sari menuturkan, tidak terlalu banyak keluhan selain kekurangan debit air.
“Hanya penambahan kapasitas air saja, untuk memaksimalkan pendistribusian terutama di musim kemarau,” tuturnya.
Sedangkan pada musim hujan, kata Eka, debit air terbilang normal.
“Karena debit airnya fluktuatif. Kalau musim hujan normal. Kalau di musim kemarau, dua hari saja turunnya drastis,” katanya.