Santri di Pangandaran Ini Bikin Pakan Ternak dari Maggot

maggot
SANTRI Ponpes Raudlatul Ulum di Cijulang, Kabupaten Pangandaran berhasil menciptakan pakan ikan dari maggot. doc pribadi/ruber.id

BERITA PANGANDARAN, ruber.id – Santri Pondok Pesantren atau Ponpes Raudlatul Ulum di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat berhasil menciptakan pakan ikan dari maggot.

Hasil produksinya itu telah diminati konsumen peternak unggas dan ikan, bahkan sudah memiliki konsumen langganan tetap.

Sejak tahun 2019, santri asal Ponpes di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang ini telah menjadikan larva lalat Black Soldier Fly atau BSF itu sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan.

Meski sudah ada bahan baku lain yang bisa dijadikan bahan baku alternatif, namun pihaknya lebih fokus pada Maggot. Karena banyak manfaat dan keunggulan yang tidak ada pada bahan baku lain.

Rois Santri Ponpes Raudlatul Ulum Muhamad Adib Salim, 21, mengatakan, keunggulan dari maggot tersebut terdiri dari, protein kasar 41-42%, ekstrat eter 31-35%, abu 14-15%, kalsium 4.18-5.1% dan fosfos 0.60-0.03%,.

Baca juga:  Mengupas Sirkulasi Jual Beli Sapi di Pangandaran

“Kandungan yang terdapat pada pakan ikan itu memiliki keunggulan. Di antaranya meningkatkan imun hewan unggas dan ikan, merangsang pertumbuhan, anti stres dan anti bodi,” kata Adib, Sabtu (17/4/2021).

Dalam satu minggu, pihaknya baru mampu menghasilkan produk pakan tersebut sebanyak 15 kg. Sementara, untuk harga maggot kering saat ini Rp70.000/kg, sedangkan maggot basah Rp9.000/kg.

“Hasil produksi kami sudah diminati para konsumen lokal. Dijual di toko pakan di Kecamatan Cijulang dan Parigi. Ada dua kemasan, 150 gram dengan harga Rp15.000 dan 200 gram dengan harga Rp20.000,” tuturnya.

Adib menambahkan, melalui kreativitas pembuatan pakan dari maggot ini, diharapkan santri memiliki keahlian saat pulang ke kampung halamannya masing-masing.

Baca juga:  Penyandang Disabilitas Punya Hak Bekerja, Yana: Ingin Jadi Office Boy di RSUD Pangandaran

“Selain bisa mengaji dan mengamalkan ilmu agama yang didapat dari pesantren, para santri juga bisa mengembangkan kreativitasnya untuk ketahanan ekonomi,” tambahnya. (R001/smf)

BACA JUGA: Entaskan Kemiskinan di Pangandaran Melalui Program Pekarangan Pangan Lestari