BERITA NASIONAL, ruber.id – Pembahasan soal kenaikkan harga Pertalite dan penggunaannya yang dibatasi hanya jenis kendaraan tertentu kini tengah menghiasi berita di berbagai media. Masyarakat pun, antusias mengikuti kabar tersebut.
Bahan bakar minyak (BBM) memang ada berbagai macam jenis. Selain Pertalite juga ada Pertamax dan solar.
Ragam jenis BBM ini, diciptakan untuk menyesuaikan dengan mesin kendaraan terutama RON atau Research Octane Number.
Semakin tinggi angka RON maka akan bisa menghasilkan sebuah performa yang baik. Namun tentu saja, mesin disesuaikan dengan bahan bakarnya. Bahan bakar yang tepat akan menjadikan angka RON semakin maksimal.
RON yang lebih populer dikenal sebagai angka oktan adalah ukuran yang secara umum digunakan untuk memberi rating baik atau tidaknya sebuah bahan bakar.
Untuk mengetahui bagus atau tidaknya sebuah BBM, mesin diuji dengan berbagai tingkatan rasio tekanan (kompresi).
Nantinya tingkatan rasio kompresi ini digunakan untuk menentukan level angka knocking.
Yang dimaksud dengan level knocking atau dikenal sebagai mesin ngelitik yakni proses pembakaran yang tak tepat waktu.
Dampak Mobil CC Besar Diisi Pertalite
Lalu apakah yang terjadi jika mesin yang berspesifikasi RON 91 alias menggunakan Pertamax diisi dengan bensin RON 90 atau Pertalite?
Penting untuk diketahui, Pertalite yang memiliki RON 90 lebih pas jika digunakan untuk mesin berkompresi 9:1 sampai 10:1.
Sementara itu, Pertamax yang memiliki RON 92, cocok untuk mesin berkompresi 10:1 hingga 11:1.
Langkah pertama, penting untuk menentukan angka kompresi mesin sebuah kendaraan.
Anda bisa melihatnya di buku manual kendaraan atau menanyakan langsung ke dealer tempat Anda membeli kendaraan tersebut.
Para penjual biasanya merekomendasikan jenis BBM yang cocok untuk kendaraan itu dengan menempelkan stiker khusus di bagian tutup tangki BBM.
Setelah itu, bila jenis kendaraan Anda masuk di kategori kompresi 11:1 namun memaksakan ‘minum’ Pertalite, yang akan terjadi adalah proses pembakaran BBM yang mengalami keterlambatan.
Akibatnya, tenaga mesin serta torsi yang menyebabkan knocking, bisa jauh berkurang.
Tak hanya itu, kandungan RON yang tinggi biasanya mengandung zat aditif yang berfungsi untuk membersihkan setiap endapan knocking. Berupa kotoran yang ada di mesin, sehingga mesin kendaraan Anda lebih awet dan tahan lama.
Jadi, Anda bisa membandingkan sendiri kualitas RON pertalite yang lebih rendah tentunya membuat ruang bakar mesin jadi lebih kotor, terutama di bagian injector.
Jadi, emisi yang dikeluarkan Pertalite pun lebih kotor dibanding Pertamax.
Pertamina mengklaim, zat aditif dari Pertamax bisa membuat mesin lebih awet. Bahkan, tidak gampang berkarat sehingga pemakaian BBM lebih efisien sebanyak 20 persen dari Pertalite.
Bagaimana? Masih ingin menggunakan Pertalite untuk mobil CC besar milik Anda?
Sebaiknya jangan coba-coba atau Anda siap dengan kerusakan mesin sebagai risiko terbesarnya.
Isu Kenaikkan BBM
Di tengah kenaikkan harga minyak dunia, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Pertamax pun terkena dampak isu kenaikan.
Meski demikian, hari ini, Senin, 27 Juni 2022, kedua BBM yang sering digunakan tersebut masih belum ada perubahan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, jika pemerintah masih menahan harga. Terutama Pertalite, untuk tidak naik dengan mengalokasikan subsidi bagi Pertalite milik Pertamina tersebut lewat APBN.
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan jika harga kedua BBM ini merupakan yang termurah dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia.
Walau begitu, subsidi untuk BBM tersebut, juga termasuk untuk listrik serta gas LPG 3 kilogram, jadi meledak yang awalnya Rp152,2 triliun menjadi Rp502,4 triliun.
Padahal jumlah segitu sangat besar peranannya jika dialokasikan dalam pembangunan, bahkan Jokowi mengatakan nilai fantastis subsidi energy tersebut bisa membangun satu Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Karenanya, sebagai kepala negara, Jokowi meminta kemakluman dan pengertian dari masyarakat Indonesia sebab pemerintah dalam situasi sulit karena terkena dampak kondisi global yang tak menentu.
“Anggaran segitu bisa dipakai untuk membangun satu ibu kota sebab angka mencapai Rp502 triliun. Ini yang harus kita pahami. Sampai kapan kita bisa bertahan dengan subsidi sebesar ini.”
“Kalau kita tidak mengerti angka, kita tidak akan bisa merasakan berapa berat persoalan ini,” ujar Jokowi saat acara Rakernas PDI Perjuangan beberapa waktu lalu yang dikutip dari CNBC.
BBM di Indonesia Termurah se-Asia Tenggara
Karena subsidi, BBM di Indonesia ini termurah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sebagai contoh, Jokowi membandingkan dengan Singapura.
Di Negeri Singa itu, BBM serupa Pertalite sudah mencapai angka Rp31 ribuan per liter sementara Thailand di angka Rp20 ribuan.
Di Eropa harga BBM lebih gila lagi, yakni Rp32 ribuan. Amerika Serikat sedikit lebih rendah namun tidak serendah di Indonesia dengan harga Rp17 ribuan.
“Lah, kita masih Rp7.650. yang perlu diingat, subsidinya berarti besar sekali untuk ada di angka itu,” ujar Jokowi lagi.
Karenanya, harga Pertalite akan dikaji ulang agar tidak memberatkan APBN. Namun hingga hari ini, Pertalite masih ada di angka Rp7.650 per liter.
Lalu berapa harga Pertamax? Ruber memantau harga Pertamax berbeda setiap provinsi.
Berikut Daftarnya:
- Aceh: Rp12.500
- Sumatera Utara: Rp12.750
- Sumatera Barat: Rp12.750
- Riau: Rp13.000
- Kepulauan Riau: Rp13.000
- Kodya Batam (FTZ): Rp13.000
- Jambi: Rp12.750
- Bengkulu: Rp13.000
- Sumatera Selatan: Rp12.750
- Bangka-Belitung: Rp 12.750
- Lampung: Rp12.750
- DKI Jakarta: Rp12.500
- Banten: Rp12.500
- Jawa Barat: Rp12.500
- Jawa Tengah: Rp12.500
- D.I Yogyakarta: Rp12.500
- Jawa Timur: Rp12.500
- Bali: Rp12.500
- Nusa Tenggara Barat: Rp12.500
- Nusa Tenggara Timur: Rp12.500
- Kalimantan Barat: Rp12.750
- Kalimantan Tengah: Rp12.750
- Kalimantan Selatan: Rp12.750
- Kalimantan Timur: Rp12.750
- Kalimantan Utara: Rp12.750
- Sulawesi Utara: Rp12.750
- Gorontalo: Rp12.750
- Sulawesi Tengah: Rp12.750
- Sulawesi Tenggara: Rp12.750
- Sulawesi Selatan: Rp12.750
- Sulawesi Barat: Rp12.750
- Maluku: Rp12.750
- Maluku Utara: Rp12.750
- Papua: Rp12.750
- Papua Barat: Rp12.750