1 Rumah Roboh, 11 Retak-retak Akibat Longsor di Ibnu Sina: BPBD Sumedang Siagakan Personel

Img wa
SEJUMLAH pegawai pengembang tengah mencoba melakukan perbaikan rumah Dianita. bay/ruang berita
SEJUMLAH pegawai pengembang tengah mencoba melakukan perbaikan rumah Dianita. bay/ruang berita

SUMEDANG, ruber — Sejumlah daerah di Kabupaten Sumedang kini tengah waspada terhadap bencana longsor.

BACA JUGA: Longsor Putus Jembatan Menuju Cipicung Jatigede

Hal itu mengingat cukup tingginya curah hujan yang mengguyur hampir merata di Kabupaten Sumedang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang Ayi Rusmana mengatakan, pihaknya telah bersiaga mengantisipasi terjadinya bencana akibat curah hujan yang tinggi dan berdurasi cukup lama.

“Sesuai dengan keputusan bupati, mulai Februari awal sudah mulai siaga bencana. Kesiapan personel, peralatan dan tim sudah siap mengantisipasi adanya ancaman bencana di Sumedang,” ujarnya kepada ruber, Rabu (13/2/2019).

Ayi juga menyebutkan, BPBD masih tetap fokus mengantisipasi 136 titik di Sumedang yang masuk dalam daerah rawan bencana.

Baca juga:  Alhamdulillah, Pasien Positif Corona di Sumedang Tinggal 8 Orang

“Mulai daerah yang riskan terhadap pergerakan tanah, banjir, angin puting beliung dan longsor.”

“Terutama untuk longsor, ada beberapa wilayah yang rawan. Seperti di wilayah Timur, wilayah barat, wilayah tengah dan selatan. Kalau banjir ada di Ujung Jaya dan Jatinangor,” terangnya.

Sementara itu, lanjut Ayi, yang paling menjadi perhatian BPBD saat ini adalah wilayah yang tingkat kemiringan tanahnya mencapai 20-40 derajat.

“Itu ada di daerah Sumedang Selatan. Seperti Ciherang, Pasanggrahan dan juga di wilayah Sumedang Timur seperti Jatinunggal dan Wado,” sebut Ayi.

Di tempat terpisah, salah seorang warga Blok C31 Perum Griya Husada Ibnu Sina, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara, Dianita mengaku trauma paskarumahnya tergerus longsor saat hujan deras, Sabtu (9/2/2019) malam lalu.  

Baca juga:  Sumedang Jadi Tuan Rumah Festival Keraton Nusantara 2021

“Kejadiannya jam 23.00 malam, saya saat itu sudah tidur. Tapi suami masih bangun. Tiba-tiba ada suara gemuruh, pas dilihat ke belakang, ternyata bagian dapur sudah hancur karena semua ketarik ke sungai,” bebernya.

Akibat kejadian tersebut, Dianita juga mengaku cukup trauma dan takut akan kembali terjadi. Pasalnya 11 tetangga lainnya juga saat ini kondisi rumahnya telah mengalami retak-retak.

“Kalau dihitung, kerugian bisa lebih dari Rp10 juta. Awalnya kami kecewa kepada pihak pengembang karena tidak bisa diajak kerja sama. Tapi sekarang, alhamdulillah dari pihak pengembang sudah diperbaiki,” jelasnya. bay

loading…