Kata Dosen STIT NU Al Farabi, Banyak Lembaga di Pangandaran Bingung Mengembangkan Visi

Img
DOSEN Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STIT NU Al Farabi Pangandaran Irpan Ilmi. dede ihsan/ruang berita
DOSEN Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STIT NU Al Farabi Pangandaran Irpan Ilmi. dede ihsan/ruang berita

Manajemen Pendidikan Harus Permudah Urusan di Lapangan

PANGANDARAN, ruber — Sinergitas antarlembaga merupakan bagian penting dalam sistem pendidikan.

Dalam hal ini, manajemen harus mampu mempermudah segala urusan pendidikan di lapangan.

BACA JUGA: Akhmad Buhaiti: Pendidikan Islam Harus Dikelola Lebih Bermutu

Dosen Manajemen Pendidikan Islam (MPI) STIT NU Al Farabi Pangandaran Irpan Ilmi mengatakan, seyogianya, para pendidik sudah banyak paham tentang manajemen.

Tapi, implementasi dari hal itu masih sangat panjang.

“Kualitas pendidikan, selain ditentukan dari infrastruktur lembaga, juga ditentukan dari kualitas berpikir manusia di dalamnya,” katanya kepada ruber, Selasa (12/2/2109).

Baca juga:  Kepesertaan BPJS Kesehatan di Pangandaran Sudah Capai 68%, Ini Cara Daftarnya!

Irpan menuturkan, permasalahan yang muncul, yakni masih banyak lembaga yang bingung untuk mengembangkan visi.

Hal ini terjadi, karena lembaga terlalu disibukan dengan pelaporan dan tidak ada keran informasi untuk bekerjasama dengan pihak lain.

Baik dengannpihak pemerintah, ataupun pihak ke tiga.

“Pendidikan harus dilakukan tiap saat. Terlebih, dalam manajemen kami mengenal staf,” tuturnya.

Jika dilihat dalam kacamata Islam, kata Irpan, staf merupakan singkatan dari sidik, tablig, amanah dan fatanah.

“Kemampuan dasar inilah yang menjadi kata kunci hidup dalam Islam. Maka aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi akan menjadi terarah dan terukur serta transparan. Ini harus dilakukan oleh semua orang,” ujarnya.

Ketika ada kesalahan dalam suatu keadaan, kata Irpan, maka selesaikanlah dengan cara yang ramah, bukan marah-marah. Dan berorientasi pada manajemen perbaikan.

Baca juga:  Tiga TPS di Pangandaran Lakukan Penghitungan Ulang, Ini Alasannya

Irpan menambahkan, di Pangandaran sendiri terlihat banyak sekolah, mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi. Namun, jenjang pendidikan menjadi kesenjangan pengetahuan.

“PAUD yang harusnya bermain dipaksakan untuk berhitung. Sebab, kalau masuk Sekolah Dasar (SD) standarnya bisa baca tulis,” tambahnya.

Kendati demikian, manajemen dalam pendidikan harus menyentuh semua aspek dan kalangan dengan cara yang mudah dan tepat sasaran.

“Pemerintah, lembaga pendidikan formal, nonformal, informal dan tokoh harus bersinergi untuk saling meningkatkan sumber daya manusia.”

“Selain itu, menjadi manusia yang unggul berkarakter ke-Indonesiaan, sekaligus penyayang bagi semesta,” sebutnya. dede ihsan

loading…