KKP Pastikan Ikan Laut Tidak Makan Tubuh Korban Tsunami

Img
Img

ruber — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menepis kabar yang menyebut bahwa ikan laut hasil tangkapan nelayan tidak layak untuk dikonsumsi. Karena hewan air tersebut memakan tubuh korban tsunami.

BACA JUGA: Warga Majalengka Salat Gaib untuk Mantan Kapolri

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (PDSPKP-KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan bahwa selama ini KKP terus mengedukasi warga bahwa bencana tsunami dengan makan ikan itu tak ada hubungannya.

“Belakangan ini sudah tersebar hoaks yang menyebutkan bahwa ikan laut itu makan tubuh korban
tsunami. Masyarakat jadi ragu untuk makan ikan laut. Sekali lagi, itu berita hoaks, dan perlu kami
luruskan,” kata Rifky.

Baca juga:  Satu Korban Kecelakaan Perahu Nelayan di Pangandaran Ditemukan

“Untuk itulah kami perlu hadir di sini, untuk menangkis isu yang tidak jelas sumbernya. Saya pastikan, ini
adalah sebuah kesalahan persepsi.”

“Karena ikan itu sebetulnya hewan pemilih dalam hal mencari makan.
Tentu kita menginginkan yang awalnya masyarakat Pandeglang itu mengonsumsi ikan hanya 25 Kg/tahun.”

“Jadi meningkat, yang diperoleh dari ikan hasil tangkapan nelayan di sini,” katanya.

Menurut Rifky, kegiatan makan ikan merupakan upaya reguler untuk mendorong peningkatan konsumsi
ikan nasional.

Dia berharap, masyarakat di sekitar daerah terdampak tsunami seperti di Kabupaten Pandeglang bisa terus meningkatkan rutinitas makan ikan.

Lebih jauh, Rifky tak memungkiri bahwa setelah terjadinya bencana tsunami pada 22 Desember 2018
lalu, ratusan perahu nelayan rusak.

Baca juga:  Korban Banjir Bandang Citengah Sumedang Ditemukan

Bahkan, para penangkap ikan itu pun mengalami trauma.

Karenanya, untuk membangkitkan gairah para nelayan agar bersemangat melaut, pihaknya akan menyampaikan bantuan perlengkapan bagi nelayan, sekaligus menginstruksikan BUMN agar datang ke Pandeglang serta membeli ikan tangkapan nelayan.

“Saya memahami, bagaimana trauma yang dialami para nelayan. Tapi kan mereka tetap harus fokus
pada kehidupan keluarganya. Mereka harus mencari nafkah.”

“Karenanya, KKP berencana memberikanBbantuan berupa alat tangkap bagi nelayan yang perlengkapannya rusak akibat tsunami,” ucapnya.

Hal ini, lanjut Rifky, jadi perhatian pemerintah, serta menjadi tanggung jawab bersama komponen masyarakat lainnya untuk segera me-recovery. red